To Kill A Mocking Bird

Penulis: Harper Lee
Penerjemah: Femmy Syahrani
Penyunting; Berliani Mantili Nugrahani
Tebal buku: 536 halaman
Tahun terbit: 1960 by Harper Lee
Cetakan: 2010 edisi gold
Penerbit: Qanita, Mizan Pustaka
ISBN: 978-602-8579-34-6
Rating: 5 dari 5 bintang



blurb
Kehidupan Scout dan Jem Finch berubah total saat ayah mereka menjadi pembela seorang kulit hitam. Ketika Atticus membela seorang yang dianggap sampah masyarakat, kecaman pun datang dari seluruh penjuru kota. Di tengah terpaan masalah yang menimpa keluarganya, si kecil Scout belajar bahwa kehidupan tidak melulu hitam dan putih.

Dikisahkan dari sudut pandang gadis delapan tahun dari Maycomb, Alabama, novel ini menunjukkan betapa prasangka sering kali membutakan manusia. Dan sebuah keadilan hanya dapat dilahirkan dari rasa cinta yang tak membedakan apa pun latar belakang seseorang. Harper Lee telah berhasil menuguhkan sebuah novel menawan yang amat berkesan dan tak lekang oleh zaman.

***

Mengisahkan dua bersaudara, Jeremy Atticus Finch (Jem) dan Jean Louise Finch (Scout) yang tinggal di Kota Maycomb, Alabama, tahun 1930-an. Mereka tinggal bersama ayahnya, Atticus Finch yang berprofesi sebagai pengacara, dan Calpurnia, pelayan rumah tangga berkulit hitam.

Scout digambarkan sebagai sosok anak yang aktif dan dan pintar. Dia satu-satunya anak di kelas yang bisa membaca, padahal kurikulum belum mengajarkan membaca. Scout anak yang mudah tersulut emosinya, jika dia dituduh, diolok, semacamnya dengan bukti yang tidak jelas.

Berbeda dengan Scout, Jem cenderung kalem, dan memiliki karakter yang mirip dengan Atticus. Jem suka melindungi Scout, meskipun terkadang jahil.

Atticus, adalah sosok ayah yang keren. Kalau di era kekinian, pasti disebut suamiable. Hahaha. Dia punya cara tersendiri bagaimana mendidik anak, meskipun banyak yang mengatakan cara mendidiknya sangat buruk.

Calpurnia, sama halnya dengan Atticus, dia memiliki cara yang unik dalam mendidik Jem dan Scout. Dia orang negro, tapi dia baik hati dan bijaksana.

Buku ini banyak memberikan pelajaran hidup. Harper Lee menciptakan tokoh dengan pelajaran hidup masing-masing. Dan menurut aku, pelajaran yang benar-benar membekas di pikiran adalah pelajaran dari karakter Atticus.

Sekarang aku tanya, siapa di sini yang tidak suka dengan karakter Atticus? Siapa yang tidak jatuh cinta dengan karakternya yang egaliter? Atticus adalah pendengar sekaligus pengamat yang baik. Bisa dilihat dari cara mengasuh kedua anaknya. Banyak pesan yang disampaikan dari ayah yang suamiable, nah ini beberapa:

1. Jika anakmu bertanya, maka jawablah. Jangan menghindar. Menghindar justru membuat si anak akan mencari sumber informasi lain yang mungkin saja salah.
2. Pahami karakter anak sebaik mungkin. Katakan benar jika mereka benar, dan beri hadiah yang sederhana. Katakan salah jika mereka salah, dan beri hukuman yang mendidik.
3. Banyaklah membaca maka kau akan kaya (Yeah, Atticus adalah seorang booknerd).
4 (Mungkin kalian mau menambahkan).
5. Atticus mengajarkan bagaimana kita harus menghadapi sesuatu dari segala sudut pandang.

 Pesan nomor 5 ini menjadi kalimat pembuka Harper Lee di halaman awal buku,
Kau tidak akan pernah memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya... hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya."
Nah, dari sini, apa yang bisa kita tarik dari karakter Atticus dan kalimat pembuka dari Harper Lee?

Yaps, tentang prasangka! Prejudice!
Prasangka ini ditunjukkan pada karakter Jem dan Scout terhadap karakter lain yang ditemuinya, seperti Boo Radley, sosok misterius yang rupanya baik hati, Mrs. Dubose yang suka mengolok-olok Atticus hingga membuat Jem geram rupanya adalah seorang survival, dan masih banyak lagi tokoh figuran yang sejatinya memberikan banyak pesan dalam cerita ini. Sosok Atticus selalu melihat sisi lain dari tokoh figuran ini, dan inilah yang ingin disampaikan kepada kedua anaknya.

Bentuk prasangka yang paling disorot adalah saat Atticus membela orang negro yang faktanya tidak bersalah. Masyarakat Maycomb sendiri sangat membenci orang negro, sehingga menentang fakta yang dipaparkan Atticus. Dari sini kita bisa menilai bahwa prasangka benar-benar buruk.

Ada juga pelajaran hidup yang disampaikan oleh Calpurnia saat anak Cunningham diajak makan di rumah Finch. Saat itu Cunningham menuangkan sirup pada sayur dan daging, Kontan hal itu diprotes oleh Scout, dan seketika Calpurnia mengajak dia ke dapur dan menjelaskan,
Ada orang yang cara makannya beda sama kita, tapi kau tak boleh menegur mereka di meja gara-gara mereka beda. Anak itu tamumu, dan kalau dia mau makan taplak meja, kaubiarkan saja, ngerti?"
Tutup mulut. Siapa pun mereka, orang yang melangkahkan kakinya di rumah ini adalah tamu. Jadi jangan sampai aku pergoki kau mengomentari kebiasaan mereka seolah kau lebih tinggi! Kalian mungkin memang lebih baik daripada keluarga Cunningham, tapi kau tak ada artinya kalau mempermalukan mereka seperti itu...(hal 57)" 
Astaga, Calpurnia is so awesome :')

Pelajaran lain yang bisa dipetik di buku ini,
Keberanian adalah saat kau tahu kau akan kalah sebelum memulai, tetapi kau tetap memulai dan kau merampungkannya, apa pun yang terjadi. Kau jarang menang, tetapi kadang-kadang kau bisa menang (hal 129)."
***

Berbagai kover To Kill A Mocking Bird (berbagai sumber)

Buku ini sudah membuat aku penasaran dari halaman pertama. Banyak yang bilang kalau di awal membosankan, eh kok aku malah ingin membalik halaman itu terus. Mungkin karena sosok Scout yang polos dan aktif. Dan sudut pandang cerita ini ada pada dirinya. Bagiku sangat unik bisa menceritakan kehidupan dari berbagai tokoh dari satu sudut pandang anak gadis berumur delapan tahun.

Lalu apa hubungannya dengan Mocking Bird?
Mocking Bird menyanyikan musik untuk kita nikmati, hanya itulah yang mereka lakukan. Mereka tidak memakan tanaman di kebun orang, tidak bersasrang di gudang jagung, mereka tidak melakukan apa pun, kecuali menyanyi dengan tulus untuk kita. Karena itulah, membunuh mocking bird itu dosa (hal 179)."
Nah bagi yang belum pernah baca, coba deh baca! Dan kaitkan masalah-masalah yang ada di cerita dengan kuot di atas.

Jika kamu malas membaca bukunya yang lumayan tebal, ini saya kasih link filmnya untuk ditonton.




To Kill A Mocking Bird sebaiknya jadi buku bacaan wajib bagi siapa saja. Menurut aku buku ini tidak akan lekang oleh waktu *kerispatih mode on*. For your information, buku ini memenangi Pulitzer Award 1961.

Terpilihnya buku ini menjadi buku bacaan bulan Mei merupakan hal yang patut diacungi jempol. Mengapa? Yap karena berkali-kali buku ini masuk dalam list buku bahasan, tetapi hanya mendapat voting sedikit, sehingga selalu gagal.

Review ini merupakan proyek Monthly Book Review Challenge Klub Buku Indonesia 2015  #MBRCKBI2015 yang digagas oleh Klub Buku Indonesia (KBI). Buku To Kill A Mocking Bird merupakan buku yang dibahas pada bulan Mei 2015.

Terima kasih kepada moderator @didarnisha dan @dhilayaumil, teman-teman KBI yang aktif saat berdiskusi, dan pembaca setia blog aku.

Sekian,





0 komentar :

Posting Komentar

Back to Top