The Old Man and The Sea

Penulis: Ernest Hemingway
Penerjemah: Deera Army Pramana
Penyunting: Nien
Penerbit: Narasi
ISBN: 979-168-435-9
Rate: 4 dari 5 bintang















blurb
The Old Man and The Sea berkisah tentang Santiago, seorang nelayan tua yang berpengalaman. Namun di suatu waktu, ia melewatkan delapan puluh empat hari tanpa menangkap seekor ikan pun. Di masyarakat, ia kemudian disebut sebagai salao, yaitu bentuk terburuk dari ketidakberuntungan.

Karena sebutan itulah, Manolin, bocah lelaki kecil yang sering membantunya, dilarang oleh orang tuanya untuk membantu Santiago, dan memintanya untuk membantu nelayan-nelayan lain yang lebih sukses dan lebih banyak menangkap ikan. Betapa mirisnya jika seorang nelayan dicap sudah tak mampu lagi menangkap ikan.

Pada hari kedelapan puluh lima, Santiago pergi berlayar sendirian ke Gulf Stream, yang terletak di Samudra Atlantik. Gulf Stream sendiri terkenal dengan arus derasnya. Siangnya, umpannya dimakan oleh ikan marlin yang berukuran sangat besar. Ia tak mampu menarik tali kailnya, malah justru ia yang ditarik oleh ikan itu.

Hal itu berlangsung selama berhari-hari. Meskipun ia terluka, merasa lapar dan lelah, ia tetap bertahan. Ia merasa sangat senang dengan keberhasilannya mendapat ikan marlin yang berukuran besar. Ia membayangkan betapa mahalnya harga ikan itu bila dijualnya di pasar.

***

Membaca The Old Man and The Sea membuatku merasa tertampar. Mengapa? Buku ini menunjukkan perjuangan Kakek Manolin tidak semudah perjuanganku selama ini. Padahal Kakek Manolin tidak pernah mengeluh, aku mengeluh.

Penasaran kan?

Pada bab awal diceritakan Kakek Manolin yang tidak pernah menangkap ikan selama 84 hari. Beliau sering dicemooh, karena hasilnya yang nol. Di sisi lain, Santiago, anak laki-laki yang dilarang orang tuanya melaut bersama Kakek Santiago, memiliki sudut pandang lain. Santiago sangat menyenangi Kakek Manolin. Dan karena itulah persahabatan di antara keduanya terjalin.

Klimaks dari cerita ini saat sekelompok ikan hiu berusaha memakan daging ikan marlin superbesar hasil tangkapan Kakek Manolin. Yaa Kakek Manolin harus berjuang sendirian menghadapi mereka.

Kalian bayangkan saja di usianya yang senja, ia harus melakukan hal demikian. Belum lagi kerasnya hidup di tengah lautan yang harus membuatnya makan ikan mentah tanpa air jeruk, persediaan air minum yang semakin menipis, dan otot-ototnya yang semakin melemah.

Ya Bayangkan saja! Cukup bayangkan, karena kalian pun tak sanggup jika harus melakukan.

Perjuangan kakek Manolin sebenarnya ingin menunjukkan bahwa setiap manusia diberi cobaan sesuai dengan kemampuannya. Kakek Manolin sudah tua tapi sanggup berlayar dan kembali menepi. Meskipun ia tidak membawa hasil yang memuaskan, di sisi lain kembalinya ia ke darat membuat penduduk pantai kagum.

Buku The Old Man and The Sea sangat tipis. Sehingga saya tidak mau mereview terlalu banyak karena nanti spoiler. Banyak tulisan typo di buku terbitan Narasi. Menurut saya, seharusnya hal itu tidak terjadi mengingat buku ini tidak terlalu tebal. Fyi, The Old Man and The Sea di Indonesia dicetak oleh 5 penerbit, yaitu Pustaka Jaya, Selasar, Serambi, Liris, dan Narasi.

Buku ini saya rekomendasikan untuk siapapun. terutama buat kalian yang masih galau mengapa hidup saya gini, mengapa dia lebih baik dari saya, dst. Buku yang menarik untuk dikonsumsi.



-end-






0 komentar :

Posting Komentar

Back to Top