The Virgin Suicides

Penulis: Jeffrey Eugenides
Penerjemah: Rien Chaerani
Penyunting: Sylfentri
Tebal buku: 296
Tahun terbit: 2013
Cetakan: 6
Penerbit: Dastan Books
ISBN:978-602-247-131-8
Rating: 4 dari 5 bintang











blurb
Michigan, awal 1970-an. Keluarga Lisbon adalah keluarga yang sangat religius, keluarga biasa dengan kehidupan yang juga biasa. Sampai ketika satu demi satu anak gadis keluarga itu melalkukan bunuh diri. Kelima perawan misterius yang cantik itu mengakhiri hidup mereka sendiri secara misterius pula. Gadis-gadis keluarga Lisbon berumur tiga belas (Cecilia), empat belas (Lux), lima belas (Bonnie), enam belas (Mary), dan tujuh belas (Therese).

Cecilia, si bungsu, menyayat pergelangan tangannya sambil berendam di bak mandi. Kedua tangannya mendekap gambar Perawan Suci. Percobaan pembunuhan pertamanya ini gagal. Namun, ia berhasil dalam percobaan keduanya. Tubuhnya meluncur dari lantai atas rumah. Keberhasilan Cecilia diikuti oleh keempat saudarinya, masing-masing dengan cara yang berbeda.

Gadis-gadis keluarga Lisbon begitu terobsesi dengan kematian. Tidak ada seorang pun yang tahu, misteri di balik semua. Tidak ada yang tahu apa yang sesungguhnya terjadi di dalam rumah keluarga Lisbon.

***

Buku The Virgin Suicides termasuk dalam 1001 books you must read before die. Menurut hemat saya, buku yang termasuk di dalamnya sudah pasti menarik untuk dikulik. The Virgin Suicides juga telah difilmkan di tahun 1999 dengan aktris Kirsten Dunst yang memerankan Lux Lisbon. Saya sudah membaca dan menonton, karena menjadi pembahasan wajib selama semingg di sesi #selasatokoh, #reviewbuku, dan #reviewfilm grup whatsapp Klub Buku Indonesia.

Buku ini cukup mencengangkan bagi saya. Awal cerita yang dibuka dengan bunuh diri dan ditutup dengan bunuh diri. Gadis-gadis Lisbon merasa tertekan dengan peraturan orang tuanya. Orang tuanya sangat protektif terhadap gadis-gadis Lisbon. Gadis-gadis Lisbon sedang dalam masa transisi, masa remaja. Masa remaja adalah masa saat anak-anak ingin sekali mencoba hal baru. Jika melihat gadis-gadis Lisbon tentunya mereka ingin mencoba bergaul dengan lingkungan selain sekolah, berkenalan dengan lawan jenis, atau memakai kosmetik. Sayangnya hal itu tidak diizinkan oleh orang tuanya.

Setelah percobaan bunuh diri Cecilia gagal, psikiater mencoba mendiagnosis Cecilia dengan tes psikologi Rorschach. Dari hasil tes, psikiater meminta orang tua Lisbon untuk melonggarkan peraturan. Percobaan bunuh diri kedua yang berhasil itu membuat orang tua Lisbon melonggarkan aturannya. Berita kematian Cecilia sempat menjadi buah bibir di Michigan. Orang tua Lisbon sudah pasti menutup pintu rumahnya saat reporter datang. Tetangga sekitar mengirimkan kue atas dasar simpatik meskipun sebenarnya mereka hanya ingin tahu penyebab kematian Cecilia.

Ibu Lisbon memiliki peranan yang sangat penting terhadap perkembangan anak gadisnya. Ibu Lisbon yang memiliki sifat protektif terhadap anak gadisnya. Terbukti saat ada pesta di sekolah, Ayah Lisbon mencoba membujuk sang ibu untuk membiarkan gadis-gadisnya pergi dengan teman laki-lakinya. Hal itu akhirnya diizinkan tentunya dengan syarat. Ayah Lisbon sebagai kepala keluarga tidak bisa bertindak apa-apa karena ibu Lisbon yang terlalu otoriter. Jelas sudah faktor yang membuat gadis-gadis Lisbon stress adalah orang tua yang didominasi ibunya dan lingkungan sekitar (tetangga dan sekolah).

Dari semua gadis-gadis Lisbon, ada Lux yang cenderung memiliki sifat pemberontak. Setelah pesta sekolah, Lux melakukan hubungan sex di lapangan softball dengan Trip Fontaine. Laki-laki yang menyukainya. Sejak saat itu, Ibu Lisbon memperketat peraturannya. Meskipun demikian Lux Lisbon masih bisa bercinta dengan laki-laki lain di atap rumah.

Suatu malam, gadis-gadis Lisbon mengundang remaja laki-laki ke rumah. Mereka mencoba kabur dari rumah. Tapi sayangnya segalanya terlambat. Gadis-gadis Lisbon bunuh diri dengan cara yang berbeda. Hanya satu yang bertahan hidup, tetapi pada akhirnya dia meninggal dengan caranya sendiri.

***

The Virgin Suicides ditulis dengan menggunakan sudut pandang para remaja laki-laki. Mereka melakukan investigasi terhadap kelurga Lisbon. Dimulai dari kematian Cecilia hingga kematian ketiga gadis Lisbon. Mereka membaca buku harian Cecilia, mengambil barang-barang gadis Lisbon yang dibuang (barang bukti yang ditemukan), dan wawancara orang-orang yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan keluarga Lisbon. Mereka melakukan semua ini atas dasar penasaran yang berujung pada rasa sayang dengan gadis-gadis Lisbon yang cantik.

The Virgin Suicides merupakan international bestseller dengan penghargaan sebagai pemenang Whiting Award and ALA Book of the Year. Penulisnya sendiri, Jffrey Eugenides pernah dianugerahi Pulitzer Prize for fiction tahun 2003. Novel ini telah diterjemahkan ke enam belas bahasa dan menjadi best seller di berbagai negara.

Buku ini sebaiknya untuk kalangan remaja dan dewasa. Mahasiswa psikologi juga boleh belajar buku ini karena banyak mengulas sisi psikologi anak dan kelaurga.



-end-












0 komentar :

Posting Komentar

Back to Top